Selasa, 17 Maret 2009

CERPEN

EVILLUSION

Makan malam hari ini sungguh tidak menyenangkan. Mamahku tetap tidak mengijinkanku untuk membuat pesta ulang tahunku yang ke dua belas, yang tinggal beberapa hari lagi. Tapi ulang tahun Elisa yang ke tujuh belas yang jatuh pada minggu kemarin dirayakan besar-besaran dirumah. Weeeekk….sungguh menyebalkan. Mengundang sahabat-sahabat aku pun tidak diperbolehkan.Ya mamahku mempunyai alasan tertentu mengapa ia tidak memperbolehkanku membuat pesta ulang tahunku, karena pada dua tahun terakhir ini banyak sekali pemberitaan pembunuhan anak-anak yang masih dibawah umur yang terjadi dibeberapa negara. Kebanyakan korban pembunuhan itu anak-anak berumur tiga sampai empat tahun. Karena itulah mamahku tidak mengijinkanku merayakan pesta ulang tahunku. Ya…aku mencoba untuk bersabar dan menerimanya dengan ikhlas.

Keesokan harinya, seperti biasa saat aku pulang sekolah, laki-lakiyang paling menyebalkan dikomplek rumahku menghadangku bersama kedua temannya yang sama menyebalkannya. Tom-tom adalah anak anak yang menyebalkan yang senang sekali menggangguku, menjahiliku bahkan suka memalakku. Bila aku mencoba untuk melawannya, pasti ia dan teman-temannya akan menghajarku habis-habisan. Menurutku Tom-tom tidak lain seperti kecoa, gayanya saja yang keren abis tapi tampangnya seratus persen jelek. Badannya tinggi besar, kulitnya putih, rambutnya belah pinggir dan berponi kesamping, giginya tonggos dan dibawah matanya terdapat bintik-bintik hitam Yang menurutku itu karena ia hobby melihat majalah porno. Tom-tom dan kedua temannya lebih tua dariku, mereka berumur empat belas tahun tapi tingkahnya seperti anak bayi. Hari itu Tom-tom dan kedua temannya memukuliku dan menyiramku dengan jus alpukat karena kemarin aku dipergoki jalan-jalan berdua dengan Cathy teman sekelasku yang juga disukai oleh Tom-tom.
“Hai culun, awas ya…kalau kau masih dekat-dekat dengan Cathy akan ku makan kau!” Ancam Bim-bim. Bim-bim laki-laki bertubuh gendut dan tentu hobbinya makan.

Ya, aku memang laki-laki yang bertubuh kecil, kurus dan memakai kaca mata dan juga lemah. Tapi bukan berarti aku tidak punya harga diri.

“Hei Andrew, tiga hari lagi adalah hari ulang tahunku dan rencananya aku akan membuat pesta besar-besaran dirumah karena kebetulan orang tuaku sedang pergi keluar negeri. Jadi aku bias bebas bersengan-senang dengan teman-temanku dan juga tersayangku Cathy.”

“Iya, kita bias bersenang-senang.” Ucap Hilo ikut-ikutan. Ia bertubuh sangat kurus dan tinggi.
Aku sangat terkejut. Baru kali ini Tom-tom merayakan ulang tahunnya dan terlebih yang mengejutkan lagi adalah hari ulang tahunnya sama denganku. Aaaaakh…tidak! Ini tidak mungkin. Ternyata si kecoa Tom-tom itu lahir pada tanggal yang sama dengannku, menyebalkan!

“Aku sangat berbaik hati padamu. Kau boleh datang kepestaku, tapi tidak dengan pakaian culunmu itu. Nanti aku kukirim kartu undangannya.” Ucapnya dengan penuh kesombongan. Lalu iamendorongku sehingga ku terjatuh. Mereka pun tertawa dan pergi meninggalkanku. Dasar kesoa bau! Ketusku.

Saat sampai dirumah, aku langsung mandi , makan dan memutar kaset lagu-lagu kesukaanku keras-keras. Rasa kesalku belum juga hilang. Rasanya aku ingin mencabik-cabik tubuh Tom-tom. “Sebaaaal….!!” Teriakku.

“Andrew, bisa kau kecilkan suaranya. Aku pusing mendengarkan lagu-lagu cengeng yang kau putar!” Ketus Elisa yang tiba-tiba masuk kekamarku.

Ya…memang sih, aku menyukai lagu-lagu pop dan disaat kesal pun aku memang suka memutar lagu-lagu kesukaanku yang selalu dibilang lagu cengeng oleh Elisa. Elisa tipikal cewek tomboy, dan ia adalah penganut gothic.

Malamnya saat aku menceritakan tentang pesta ulang tahun Tom-tom, orang tuaku mendukungku untuk datang ke acaranya begitu pun dengan Elisa yang sangat mendukungku.

“Setidaknya di hari ulang tahunmu tidak membosankan. Kau harus banyak bergaul dengan semua orang seperti aku. Aku kan malu kalau mempunyai adik culun sepertimu.” Ucap Elisa dengan pandangan yang sinis.

Tiga Hari Kemudian.

Pukul tiga sore Becky sahabat baikku datang menjemputku kerumah.. Ia memakai baju ala R ‘n B dengan kalung blink-blinknya. Becky mempunyai rambut kribo , tingginya melebihi aku dan kulitnya gelap. Ia pun berdiri di hadapanku dan bergaya-gaya seperti model, sambil membenarkan tatanan rambutnya.

“Hei men (man), aku kerenkan? Hei, yo…yo…what’s up!” Ucapnya dengan gaya R ‘n B-nya.

Aku pun tertawa melihat tingkahnya yang konyol. Hari ini langit terlihat mendung, sehingga aku semakin malas untuk pergi ke pesta Tom-tom yang mulai jam tujuh malam nanti seperti yang tertera pada kartu undangannya.

”Kenapa kamu tidak siap-siap men? Hari ini kita akan bersenang-senang.” Ucap Becky dengan sibuk merapihkan bajunya dengan bersiul.

”Malas aku datang ke pestanya.”

”Oh...men. Kau ini memang jadul, jaman dulu alias ketinggalan jaman. Sampai kapan kamu terus menjadi anak tolol dan culun? Kalau kamu tidak datang kepestanya berarti kamu itu pengecut. Apa kamu rela, si cantik Cathy direbut oleh Tom-tom? Pikir dong, pikir!”

Aku pun terdiam sejenak. Benar juga ya, perkataannya si hitam Becky. Mulai sekarang aku akan mencoba berubah untuk tidak pengecut lagi. Aku pun segera bangkit dari tempat tidur lalu segera pergi kekamar mandi. Setelah selesai mandi, aku memakai pakaian yang paling bagus yang aku punya. Lalu aku pun merapikan rambutku dengan memakai jel rambut yang pinjam dari ayahku. Tapi nampaknya cuaca tak mendukung, langit semakin mendung. Dan saat ku lihat jam dinding ternyata baru saja jam empat sore tapi suasananya seperti sudah jam enam sore. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara petir yang menggelegar.

”Hoo...men. Sepertinya akan datang hujan besar. Tidak, tidak tidak...” Ucap Becky sambil menggoyangkan kepalanya.

Akhirnya pukul tujuh pun tiba. Aku dan Becky segera pergi ke rumah Tom-tom yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Sesampainya disana ku lihat banyak sekali teman-teman Totom yang datang. Ada yang diantar dengan menggunakan mobil mewah, ada juga yang sudah bisa membawa mobil atau motor sendiri.

”Ow, yo...yo...yo... Pasti pesta yang sangat menyenangkan. Ayo kita masuk!” Ajak Becky. Lalu ia pun berjalan lebih dulu dengan gaya R ’n B-nya.
Setelah memasuki rumahnya yang besar, aku melihat gadis cantik menatapku dan tersenyum. Ia memakai gaun yang sangat lucu dan juga memakai bando yang serasi dengan warna gaunnya. Cathy, dialah gadis yang kusukai. Tiba-tiba sesosok tubuh gendut menabrakku, lalu ia pun tertawa.

”Hei culun, akhirnya kau datang juga. Memangnya ada cewek yang mau berdansa dengan mu di pesta ini?“ Tanyanya meledek dengan makanan yang memenuhi mulutnya.“Dasar tolol!“ Ucapnya.

Pesta pun berjalan dengan lancar. Aku hanya duduk terdiam disalah satu meja makan dengan ditemani segelas mocacinno. Sementara Becky sibuk mencari dan merayu cewek dan yang membuat hatiku sakit adalah Tom-tom dan Cathy sedang asyik mengobrol berdua disalah satu meja makan yang tidak jauh dari tempat aku duduk. Tom-tom adalah orang kaya sehingga ia mampu membuat pesta yang meriah dan juga mudah mendapatkan cewek.

“Hei, aku punya sesuatu untukmu.” Ucap Hilo yang tiba-tiba datang bersama Bim-bim. Lalu ia pun memperlihatkan sebuah boneka kecil yang berbentuk orang-orangan berwarna hitam dengan ditempeli sebuah nama yang tidak terbaca olehku. “kau tahu ini apa?”

“Boneka.”

“Ya jelaslah ini boneka. Tapi ini bukan sembarang boneka. Kata teman-temanku boneka ini dapat mendatangkan kenikmatan pada kita.”
”Aku tidak percaya.”
”Sudah kau diam saja!”Ketus Bim-bim dengan memukul kepalaku dengan tangannya.
”Pertama-tama kau harus mempunyai boneka seperti ini dan harus berwarna hitam. Lalu kau beri nama dan ditempelkan didadanya, nanti ku beri tahu namanya. Lalu setelah itu kau tumpahi boneka ini dengan darah kodok atau hewan apa pun.” Lalu Bim-bim pun menumpahkan darah kodok yang disimpan disebuah tabung kecil yang dibawanya.

”Setelah itu, kau terus sebut namanya sampai kau merasa merinding. Kalau sudah merinding maka makhluk ghaib itu akan mendatangimu dan mengabulkan semua yang kau mau.” Lalu tiba-tiba Hilo menakut-nakutiku dan ia pun tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresiku yang ketakutan. Ia pun dengan seenaknya membuang boneka itu didekatku lalu mereka pergi sambil tertawa.

Beberapa menit kemudian udara terasa sangat dingin. Dan saat kulihat jam tanganku ternyata menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Aku melihat Tom-tom dan Cathy sedang asyik berdansa. Aku hanya memandangi Cathy dari jauh. Ternyata semakin malam udara semakin dingin, oh...ya aku baru ingat kalau musim dingin sudah dekat. Sedih hatiku melihat Cathy bermesraan dengan Tom-tom, sedangkan aku disini hanya bisa mengkhayal kalau andai saja aku bisa berdansa bersamanya. Entah berapa lama aku terdiam memimpikan hal-hal yaang indah bersamanya walaupun itu tidak akan mungkin terjadi. Aku terus menatap Cathy dengan berkhayal kalau aku dapat berdansa dengannya. Tapi lama kelaman aku merasa mengantuk. Tiba-tiba saja aku merasa bulu kudukku merinding. Terdengar suara musik yang diputar semakin keras sehingga aku tidak bisa mendengarkan percakapan orang-orang yang ada disekitarku. Aku merasa sangat pusing .

Tiba-tiba sesuatu yang tak pernah kuduga terjadi pada diriku. Cathy datang menghampiriku dan tanpa berkata apa-apa ia mengajakku berdansa. Ya...aku menuruti saja apa kemauannya. Aku rasa, cukup lama aku berdansa dengannya. Lalu beberaapa menit kemudian ia mengajakku berjalan pergi kesebuah kamar yang berada dilantai atas.
”Cath, ini kamar siapa?” Tanyaku bingung dengan kelakuan Cathy yang aneh.
Tapi ia menggenggam tanganku erat-erat dan mengajakku masuk kekamar itu. Aku seperti terhipnotis olehnya. Dan lalu ia mendorongku ketempat tidur dan aku pun tersungkur jatuh ketempat tidur itu. Cathy berjalan perlahan-lahan mendekatiku,lalu yang lebih parah lagi tapi menyenangkan, ia menciumiku dengann lembut dan penuh perasaan. Aku seperti terbang diatas angin dan merasa sangat senang sekali. Tapi kesenangan itu berubah begitu cepat, tiba-tiba dengan kasarnya ia mencekik leherku.
”Cath, apa yang kau lakukan!” Teriakku

”Hai nak?” Ucapnya dengan suara yang menyerupai kakek-kakek.
Aku berusaha berteriak sekuat tenaga meminta tolong, memanggil nama Becky tapi sepertinya tidak ada satu orang pun yang mendengarkanku. Suara musiknnya terlalu besar, sehingga suara teriakanku teredam oleh suara musik.

Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi. Aku sama sekali tidak bisa bernapas. Cekikkan Cathy terlalu kuat, sehingga aku tidak bisa mengelak. Dan samar-samar aku mendengar suara teriakan Becky. Ia memanggil-manggilku, tapi entah dari mana.
Dan, hal yang paling menyeramkan dalam hidupku pun tiba. Tiba-tiba tangan Cathy yang lembut berubah menjadi tangan yang tua dan keriput. Kuku-kukunya pun berubah menjadi panjang-panjang hitam dan runcing.

”Cath, kau kenapa? Siapa kau sebenarnya?!”
Dan....dan tidaaaaaaakk....!!!!! Tangan itu dengan sangat cepat melesat kekepalaku.

”Hahahahaha......selamat tidur nak. Aku Evillusion....akan datang menemui teman-temanmu dan bermain-main dengan ilusi kalian. Tunggu aku....”

STORY BY : PAULINA SAKTIANI A
NIM : 02.C.070811

Tidak ada komentar: